Berhentilah Berusaha Keras Menabung
Berjanji pada diri sendiri bahwa Anda akan menjadi orang yang lebih baik
dalam menabung dan akan berusaha lebih keras tak akan cukup. Coba
datang ke bank dan minta diberikan pengetahuan mengenai pengalihan uang
otomatis untuk menabung. Riset menunjukkan bahwa semakin sedikit upaya
yang harus dilakukan, makin besar kemungkinan seseorang untuk menabung.
Sebuah studi yang dilakukan oleh University of Chicago menunjukkan bahwa
para karyawan yang mendaftar untuk mengikuti rencana tabungan pensiun
yang memindahkan sedikit uang dari tabungannya secara otomatis memiliki
pengikut dua kali lipat lebih banyak. Ternyata, pergi ke bank untuk
menabung atau ke ATM untuk mentransfer tabungan merupakan hal yang
menjadi beban bagi sebagian besar orang.
Anda bisa mengikuti program tabungan berjangka yang sudah banyak
dimiliki oleh bank-bank kenamaan. Tipe seperti ini akan menyisihkan
sedikit uang Anda untuk disimpan atau digunakan dalam sebuah investasi
untuk dibungakan.
Gunakan Uang Tunai
Ide utamanya adalah, Anda hanya boleh menggunakan uang tunai, tidak
kartu kredit. Dengan begini, Anda akan mengeluarkan uang lebih
bijaksana. Sebuah studi yang dilangsungkan oleh peneliti dari MIT
menemukan bahwa orang akan lebih berkenan membayar suatu barang atau
jasa yang harganya dua kali lipat jika menggunakan kartu kredit. Namun,
jika harus membayar dengan uang tunai, mereka akan menolak atau mencari
yang lebih murah. Beberapa peneliti menjuluki fenomena ini sebagai efek
uang Monopoly. Artinya, karena Anda tidak ”bermain” dengan uang tunai
atau asli, mengeluarkan uang terasa tak ada konsekuensinya. Jadi, cukup
gunakan kartu kredit untuk membayar pembelian barang-barang atau jasa
yang besar dan benar-benar perlu–jangan lupa untuk menyesuaikannya
dengan kemampuan membayar cicilannya.
”Mood” Berantakan? Tinggallah di Rumah
Dalam sebuah studi, para peneliti dari Harvard and Carnegie Mellon
mengonfirmasikan bahwa kita cenderung menghamburkan uang lebih banyak
ketika sedang tidak mood atau sedang merasa sedih. Dalam penelitian ini,
para responden dibagi dalam 2 grup. Grup pertama diminta menonton film
sedih mengenai seorang ayah yang sekarat. Grup kedua, diminta menonton
film dokumenter membosankan. Grup pertama bersedia membeli minuman yang
harganya bisa mencapai 20.000-an per gelas, sementara grup kedua
rata-rata hanya mau mengeluarkan uang sekitar 5.000 untuk minuman. Jadi,
supaya Anda tidak mengeluarkan uang yang tak perlu, sebaiknya
selesaikan masalah sedih atau mood berantakan di rumah saja daripada
bangkrut.kompas.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar